Arkeolog Temukan Kota Berusia 3.500 Tahun yang Menghubungkan Pantai dan Andes di Peru
Tekno & SainsNewsPers
Redaktur: Heru Sulistyono

SUMBER : REUTERS / CARAL (BUKTI ZONA ARKEOLOGI)

Jakarta, tvrijakartanews - Para arkeolog mengungkap sebuah kota berusia 3.500 tahun di Peru pada Kamis (3/7). Kota tersebut kemungkinan berfungsi sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan budaya pesisir Pasifik dengan budaya di Andes dan Amazon. Arkeolog memperkrakan kota ini berkembang sekitar waktu yang sama dengan peradaban awal di Timur Tengah dan Asia.

Rekaman drone yang dirilis oleh para peneliti menunjukkan pusat kota ditandai oleh struktur melingkar di teras lereng bukit. Dengan sisa-sisa bangunan batu dan lumpur yang dibangun sekitar 600 meter (1.970 kaki) di atas permukaan laut.

Pusat kota yang bernama Penico ini terletak di provinsi Barranca utara dan didirikan antara tahun 1.800 dan 1.500 SM. Lokasinya dekat dengan tempat berkembangnya peradaban Caral, peradaban tertua di Amerika, 5.000 tahun yang lalu.

Menurut para peneliti, Caral yang terdiri dari 32 bangunan monumental, dianggap sebagai bagian dari peradaban Mesir, India, Sumeria, dan Cina. Namun, tidak seperti mereka, Caral berkembang secara terpisah.

Ruth Shady, arkeolog yang memimpin penelitian di Penico, mengatakan kota yang baru ditemukan itu penting karena para ahli yakin kota itu muncul setelah peradaban Caral hancur akibat perubahan iklim.

Arkeolog Marco Machacuay, seorang peneliti di Kementerian Kebudayaan, mengatakan pada konferensi pers bahwa pentingnya Peñico terletak pada kelanjutan masyarakat Caral.

"Secara kronologis, Penico telah diidentifikasi berasal dari setidaknya 1800 SM, dan seperti yang Anda lihat, ini adalah periode yang panjang. Secara tradisional, menurut kerangka teori Eropa, ini disebut sebagai periode Pra-Keramik atau Arkaik," ungkap Subdirektur penelitian dan konservasi di kementerian kebudayaan, Machacuay Romero.